08 Agustus 2013

(Di)permain(k)an Pikiran



 

Keberatan
Keberatan dalam posting kali  ini artinya bukan komplain tetapi maksudnya merasa terlalu berat (menanggung beban pikiran).
Beberapa waktu yang lalu ada 2 orang yang saya kenal yang sudah lama saya tidak berkomunikasi dengan mereka ternyata memiliki masalah psikis. Saya mendapatkan kabar mereka sedang ada masalah dari teman saya yang lain.
Lalu saya mendatangi mereka maksudnya adalah menengok dan barangkali saja ada hal yang bisa dilakukan / bisa membantu mereka.

Stress - Kecewa
Sewaktu saya kunjungi, mereka nampak senang & dengan semangat bercerita tentang hal yang mereka alami. Dari obrolan tersebut dan informasi dari keluarganya saya mengambil kesimpulan bahwa mereka mengalami stress. Stress ini timbul karena ada hal yang mereka pikirkan terus menerus – seorang diri. Selain itu stress ini juga muncul karena mereka memikirkan hal-hal yang membuat mereka (memutuskan untuk) merasa kecewa / fokus memikirkan berbagai hal yang tidak mengenakkan.
Ketika saya gali lagi tentang kekecewaan ini saya mendapati bahwa ternyata rasa kecewa tersebut muncul akibat tidak mau menerima kenyataan bahwa harapan  / ekspektasi atas suatu hal yang ternyata tidak tercapai. Jadi makin tinggi/rendahnya harapan atau ekspektasi terhadap sesuatu maka berbanding lurus dengan rasa kecewa yang akan dialaminya nanti seandainya tidak tercapai.
Stress ini juga terlihat muncul karena mereka memposisikan diri sebagai korban dari hal yang mereka alami dan mereka merasa tidak memiliki kendali / tidak mampu mengendalikan hal yang terjadi pada mereka.
Kedua teman ini juga awalnya adalah orang yang optimis, dimana mereka bisa mencapai banyak hal dan bisa dibilang orang yang berhasil. Nah ternyata ada hal-hal yang mereka kategorikan sebagai “kegagalan” dan ternyata mereka tidak siap menerima kegagalan ini karena sebelumnya cenderung selalu berhasil.
Agar tidak kecewa maka minimalisirlah harapan bahkan kalau bisa sih tidak usah berharap dan berlapang dada lah menerima kenyataan.

Prasangka
Kedua orang ini juga memiliki kesamaan yaitu banyak berprsangka / menduga-duga / menilai sesuatu / orang lain, dan sayangnya prasangka yang diputar dikepala mereka adalah prasangka buruk. Bahwa orang lain tidak peduli kepada mereka, orang lain tidak menyukai mereka, orang lain ingin membuat mereka menderita, orang lain tidak baik dll. Pikiran-pikiran negatif ini tidak dikonfirmasikan kepada oranglain, karena mereka merasa sudah mengetahui kebenaran sehingga tidaklah perlu menanyakan langsung kepada orang yang dipersangka kan. Padahal seandainya mereka berprasangka baik dan membiasakan untuk konfirmasi / bertanya langsung maka akan jauh lebih jelas. Inilah efek negatif mempermasalahkan opini dengan mengabaikan fakta.

Sosialisasi
Dari obrolan dengan kedua teman tersebut ada kesamaan lainnya yaitu mereka ternyata jarang bersosialisasi, padahal manusia merupakan makhluk sosial, maka kegiatan bersosialisasi merupakan salahsatu kebutuhan mutlak. Dengan tidak bersosialisasi, hal-hal yang menurut mereka adalah suatu masalah, dipikirkan terus menerus seorang diri. Lucu nya yang dipikiran mereka itu adalah gambaran mengenai masalah yang terus diulang-ulang tanpa berupaya keras untuk memikirkan solusinya.
Kedua teman saya ini memiliki kesamaan diantaranya jarang bersosialisasi dengan orang-orang terdekatnya (keluarga). Mereka lebih dekat dengan teman-teman daripada dengan keluarganya. Sehingga begitu terlihat ada masalah pada diri mereka, keluarganya tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Komunikasi dengan teman pun hanya dilakukan dengan alat komunikasi / media sosial, mereka jarang keluar rumah. Bahkan ada yang mengurung diri di dalam kamar terus menerus sambil mengurusi bisnisnya, komunikasi dilakukan dengan laptop dan smartphone saja. Tidak bergaul keluar kamarnya.

Solusi
Ketika menghadapi sebuah masalah yang (menurut kita) berat dan belum ketemu solusinya, maka tidak ada  salahnya kita bertanya / berdiskusi meminta saran kepada orang yang menurut kita bisa membantu memberikan solusi atau saran. Boleh jadi sebuah masalah belum kita temukan solusinya / terasa berat tetapi mungkin saja untuk orang lain adalah masalah yang biasa-biasa saja bahkan ringan karena mungkin mereka memiliki pengetahuan atau pengalaman menyelesaikan “masalah berat” kita tersebut. Ingat kita bukanlah satu-satunya manusia yang hidup di bumi, diluaran sana mungkin sekali terdapat orang/pihak yang bisa membantu kita apabila kita berusaha meminta bantuan.
Fokuskan pikiran & gunakan akal kita untuk mencari / memikirkan solusi bukannya terus menerus membayangkan masalah. Apabila tidak tertangani sendiri, maka jangan sungkan untuk meminta bantuan.

Perhatian & Empati
Dari kejadian yang dialami oleh kedua teman saya diatas, terlihat mereka sangat senang ketika dikunjungi dan diajak berdiskusi. Ketika berdiskusi saya  berusaha untuk sepenuhnya memberi perhatian dan berempati terhadap mereka. Ternyata hal sederhana ini (perhatian & empati) dampaknya sangat besar bagi mereka. Sehingga dari kejadian ini saya mulai sadar untuk berusaha lebih memperhatikan orang lain.

Keluarga
Ketika teman saya mulai bermasalah, ternyata keluarga mereka berusaha menolong mereka. Kita bisa lihat walaupun kita sedang kesulitan namun keluarga tetap menyayangi & berusaha membantu kita. Oleh karenanya kita jangan pernah mengabaikan keluarga kita. Berilah perhatian dan tolonglah keluarga ketika mereka membutuhkan.

Itu sedikit hal yang bisa saya share dengan tujuan sebagai pengingat bagi diri sendiri & mudah-mudahan bisa menjadi hikmah bagi pembaca


Sumber Gambar : 
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQuFFiOUjirObR_SPHPK36C5DIXrOFGIZGrAgwVfD3YsNEvNyhc
 

01 Agustus 2013

Follower / Pengikut



Suatu hari saya berkunjung ke rumah teman saya di daerah Sasakgantung - kota Bandung. Pada saaat hendak pulang, saya mendapati jalan utama yang biasa saya lewati ditutup karena ada acara hajatan. Jadi saat ini alternatif yang tersedia adalah berbelok jalan besar yang lain yang sudah saya tahu atau mencoba cari jalan lain melewati gang-gang yang belum pernah saya coba.

Akhirnya saya memutuskan berbelok ke dalam sebuah gang, saya berbelok-belok mengikuti jalan sempit yang ada di gang tersebut. Lalu setelah hampir 100 meter menelusuri gang ternyata saya mendapati jalan buntu :)) . Sehingga harus berbalik dan menggunakan jalan besar saja yang sudah saya ketahui.

Nah ketika saya memutarkan motor, ternyata di belakang saya ada seorang bapak yang juga menaiki motor. Bapak ini ternyata mengikuti saya menelusuri gang, karena saya terlihat meyakinkan / seperti yang tahu jalan ketika berbelok masuk ke dalam gang. Lalu saya pun tersenyum & meminta maaf kepada si bapak sambil menjelaskan bahwa saya pun sebenarnya sedang mencoba mencari jalan & belum pernah melewati gang ini.

-Cerita Selesai-

*Pesan Moral :
  • Hal baik ataupun buruk yang kita lakukan sangat mungkin ditiru oleh orang lain. Maka pastikan sebisa mungkin kita melakukan hal yang baik. Baik di dunia nyata ataupun dunia maya, baik hal yang menurut kita kecil atau hal yang menurut kita besar.
  • Di dunia maya pun ketika saya amati ternyata ada pola yang sama, dimana ada sesuatu hal / informasi yang beredar maka ada saja orang-orang yang langsung mengikuti dengan tidak mempertanyakan, apakah informasi yang beredar ini benar / sesuai kenyataan atau tidak.
  • Oleh karenanya perlu dibiasakan untuk menelusuri dengan seksama informasi yang kita dapatkan baik di dunia nyata maupun di dunia maya sehingga keputusan yang kita ambil berdasarkan sebuah informasi tersebut tidak merugikan diri kita maupun orang lain

Sumber gambar:
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRoiy6GmNlF6rkNjdis4kiNu7kQiAwB-0NFjEuzgn70y9dB63a-MA

Fakta / Opini

Fakta / Opini
Seorang senior saya di masa kuliah pernah mengajarkan saya mengenai menyikapi suatu keadaan / pemikiran / pernyataan. Walaupun saat itu kita hanya mengobrol santai dengan durasi yang singkat namun bahasan mengenai "fakta / opini" ini sangat melekat di benak saya dan untuk saya sendiri membawa banyak manfaat ketika menggunakannya.

Jadi obrolan waktu itu adalah tentang membedakan sebuah fakta atau opini.
Fakta : Suatu hal / kejadian / peristiwa yang benar - benar terjadi. Ada saksi / bukti yang bisa membenarkan hal / kejadian / peristiwa tersebut.
Opini : Adalah pemikiran / penilaian / pernyataan / pendapat dari seseorang.

Nah, ketika kita menerima sebuah informasi hendaknya kita perlu mengetahui kebenaran informasi tersebut agar tindakan yang kita ambil tepat. Ketika kita menerima sebuah informasi sebaiknya informasi tersebut kita terima secara utuh lalu analisa bagian mana yang merupakan fakta dan bagian mana yang merupakan opini.