Keberatan
Keberatan dalam posting kali ini artinya bukan komplain tetapi maksudnya
merasa terlalu berat (menanggung beban pikiran).
Beberapa waktu yang lalu ada 2 orang yang saya kenal yang
sudah lama saya tidak berkomunikasi dengan mereka ternyata memiliki masalah
psikis. Saya mendapatkan kabar mereka sedang ada masalah dari teman saya yang
lain.
Lalu saya mendatangi mereka maksudnya adalah menengok dan barangkali
saja ada hal yang bisa dilakukan / bisa membantu mereka.
Stress - Kecewa
Sewaktu saya kunjungi, mereka nampak senang & dengan
semangat bercerita tentang hal yang mereka alami. Dari obrolan tersebut dan
informasi dari keluarganya saya mengambil kesimpulan bahwa mereka mengalami
stress. Stress ini timbul karena ada hal yang mereka pikirkan terus menerus –
seorang diri. Selain itu stress ini juga muncul karena mereka memikirkan
hal-hal yang membuat mereka (memutuskan untuk) merasa kecewa / fokus memikirkan
berbagai hal yang tidak mengenakkan.
Ketika saya gali lagi tentang kekecewaan ini saya mendapati
bahwa ternyata rasa kecewa tersebut muncul akibat tidak mau menerima kenyataan
bahwa harapan / ekspektasi atas suatu
hal yang ternyata tidak tercapai. Jadi makin tinggi/rendahnya harapan atau
ekspektasi terhadap sesuatu maka berbanding lurus dengan rasa kecewa yang akan
dialaminya nanti seandainya tidak tercapai.
Stress ini juga terlihat muncul karena mereka memposisikan
diri sebagai korban dari hal yang mereka alami dan mereka merasa tidak memiliki
kendali / tidak mampu mengendalikan hal yang terjadi pada mereka.
Kedua teman ini juga awalnya adalah orang yang optimis,
dimana mereka bisa mencapai banyak hal dan bisa dibilang orang yang berhasil.
Nah ternyata ada hal-hal yang mereka kategorikan sebagai “kegagalan” dan ternyata
mereka tidak siap menerima kegagalan ini karena sebelumnya cenderung selalu
berhasil.
Agar tidak kecewa maka minimalisirlah harapan bahkan kalau
bisa sih tidak usah berharap dan berlapang dada lah menerima kenyataan.
Prasangka
Kedua orang ini juga memiliki kesamaan yaitu banyak
berprsangka / menduga-duga / menilai sesuatu / orang lain, dan sayangnya
prasangka yang diputar dikepala mereka adalah prasangka buruk. Bahwa orang lain
tidak peduli kepada mereka, orang lain tidak menyukai mereka, orang lain ingin
membuat mereka menderita, orang lain tidak baik dll. Pikiran-pikiran negatif
ini tidak dikonfirmasikan kepada oranglain, karena mereka merasa sudah
mengetahui kebenaran sehingga tidaklah perlu menanyakan langsung kepada orang
yang dipersangka kan. Padahal seandainya mereka berprasangka baik dan
membiasakan untuk konfirmasi / bertanya langsung maka akan jauh lebih jelas.
Inilah efek negatif mempermasalahkan opini dengan mengabaikan fakta.
Sosialisasi
Dari obrolan dengan kedua teman tersebut ada kesamaan
lainnya yaitu mereka ternyata jarang bersosialisasi, padahal manusia merupakan
makhluk sosial, maka kegiatan bersosialisasi merupakan salahsatu kebutuhan
mutlak. Dengan tidak bersosialisasi, hal-hal yang menurut mereka adalah suatu
masalah, dipikirkan terus menerus seorang diri. Lucu nya yang dipikiran mereka
itu adalah gambaran mengenai masalah yang terus diulang-ulang tanpa berupaya
keras untuk memikirkan solusinya.
Kedua teman saya ini memiliki kesamaan diantaranya jarang
bersosialisasi dengan orang-orang terdekatnya (keluarga). Mereka lebih dekat
dengan teman-teman daripada dengan keluarganya. Sehingga begitu terlihat ada
masalah pada diri mereka, keluarganya tidak mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi. Komunikasi dengan teman pun hanya dilakukan dengan alat komunikasi /
media sosial, mereka jarang keluar rumah. Bahkan ada yang mengurung diri di
dalam kamar terus menerus sambil mengurusi bisnisnya, komunikasi dilakukan
dengan laptop dan smartphone saja. Tidak bergaul keluar kamarnya.
Solusi
Ketika menghadapi sebuah masalah yang (menurut kita) berat
dan belum ketemu solusinya, maka tidak ada
salahnya kita bertanya / berdiskusi meminta saran kepada orang yang
menurut kita bisa membantu memberikan solusi atau saran. Boleh jadi sebuah
masalah belum kita temukan solusinya / terasa berat tetapi mungkin saja untuk
orang lain adalah masalah yang biasa-biasa saja bahkan ringan karena mungkin
mereka memiliki pengetahuan atau pengalaman menyelesaikan “masalah berat” kita
tersebut. Ingat kita bukanlah satu-satunya manusia yang hidup di bumi, diluaran
sana mungkin sekali terdapat orang/pihak yang bisa membantu kita apabila kita
berusaha meminta bantuan.
Fokuskan pikiran & gunakan akal kita untuk mencari /
memikirkan solusi bukannya terus menerus membayangkan masalah. Apabila tidak
tertangani sendiri, maka jangan sungkan untuk meminta bantuan.
Perhatian &
Empati
Dari kejadian yang dialami oleh kedua teman saya diatas,
terlihat mereka sangat senang ketika dikunjungi dan diajak berdiskusi. Ketika
berdiskusi saya berusaha untuk
sepenuhnya memberi perhatian dan berempati terhadap mereka. Ternyata hal
sederhana ini (perhatian & empati) dampaknya sangat besar bagi mereka.
Sehingga dari kejadian ini saya mulai sadar untuk berusaha lebih memperhatikan
orang lain.
Keluarga
Ketika teman saya mulai bermasalah, ternyata keluarga mereka
berusaha menolong mereka. Kita bisa lihat walaupun kita sedang kesulitan namun
keluarga tetap menyayangi & berusaha membantu kita. Oleh karenanya kita
jangan pernah mengabaikan keluarga kita. Berilah perhatian dan tolonglah
keluarga ketika mereka membutuhkan.
Sumber Gambar :
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQuFFiOUjirObR_SPHPK36C5DIXrOFGIZGrAgwVfD3YsNEvNyhc