Sumber video : https://www.youtube.com/watch?v=RTNDhMnHS0U
Namun gambaran tersebut ternyata tidak nampak dalam film dokumenter berjudul Desainer Kampung.
Gambar : http://eagleawards-doc.com/eaglepolling/ |
Saya terkejut dan terkagum ketika menonton film dokumenter Desainer Kampung yang ditayangkan di Metro TV. Dalam film tersebut mengangkat cerita mengenai kehidupan ratusan pemuda kampung yang pada awalnya berprofesi sebagai tukang bangunan, tukang kayu, tukang batu, petani, peternak & bahkan ada yang suka mabuk juga di sebuah desa kecil bernama Kali Abu - Jawa Tengah yang kini menekuni profesi sebagai Desainer Grafis. Kemampuan mereka sangat luar biasa padahal sebelumnya tidak memiliki basic dan pengalaman di dunia desain grafis. Mereka belajar secara otodidak di malam hari karena selama siang hari nya bekerja. Pada tahun 2012 hanya ada 2 orang desainer grafis di kampung tersebut namun kini jumlahnya bisa mencapai 200 orang.
Mereka menawarkan keahlian / jasa desain grafisnya lewat internet, klien / pengguna jasanya berasal dari luar negeri (Amerika, Australia, China, dll) ada juga yang berasal dari dalam negeri dan berasal dari berbagai macam perusahaan mulai dari yang bergerak di bidang pertanian, asuransi, pendidikan dll. Permintaan dari kliennya diantaranya adalah desain logo dan bayaran yang mereka terima dalam mata uang dollar. Menurut salah seorang dari mereka, untuk penarikan / pencairan bayarannya dikolektifkan pada 1 orang dan total dana yang sudah dicairkan mencapai sekitar 6 Milyar rupiah. Diantaranya ada yang berpenghasilan hingga Rp.20.000.000 (Dua puluh juta rupiah) perbulan dan ada juga yang menerima bayaran hingga $450/pekerjaan (penghasilannya biasanya hanya Rp.8.000 - 15.000 / hari). WOW!
Saking seringnya melakukan penarikan uang, sang koordinator penarikan dana sempat dipanggil oleh pihak bank dan ditanyai berbagai macam hal termasuk pekerjaan apa yang dilakukannya, karena jumlah yang ditarik termasuk besar dan dana nya berasal dari luar negeri.
Dalam film berdurasi sekitar 24 menit ini juga diperlihatkan bahwa walaupun tidak mempunyai basic tentang desain grafis, mereka berusaha meningkatkan kemampuannya dengan bersilaturahmi & mengundang desainer profesional untuk datang dan berbagi ilmu ke kampung mereka. Para designer kebanyakan tidak bisa bisa berbahasa Inggris, namun tetap dapat berkomunikasi dengan kliennya via email dengan bantuan google translate. Ditampilkan juga seorang pemuda yang benar-benar tidak paham komputer/baru belajar dari nol, mengetik pun masih menggunakan 2 jari telunjuk tapi memiliki hasil karya desain yang diakui di luar negeri. Dengan semakin banyaknya pemuda yang aktif sebagai desainer grafis ternyata banyak juga dampak positifnya diantaranya berkurangnnya pemuda yang suka nongkrong juga mabuk-mabukan, desanya menjadi lebih aman/jarang ada kasus kemalingan. Para pemuda ini menjadi lebih mampu memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan ada juga yang mampu mendaftarkan orangtuanya untuk beribadah haji. Mereka pikir tidak masalah jika ada orang yang meragukan kemampuan mereka karena menurut mereka yang penting adalah karya - bukan latar belakang orang yang membuat karya tersebut.
Bagi yang ingin menyaksikan film dokumenter ini silahkan klik link berikut :
Bagian 1 : http://video.metrotvnews.com/play/2014/09/30/298927/designer-kampung-1
Bagian 2 : http://video.metrotvnews.com/play/2014/09/30/298928/designer-kampung-2
Bagian 3 : http://video.metrotvnews.com/play/2014/09/30/298930/designer-kampung-3
Selesai menonton film ini, saya segera mem-vote nya di web Eagle Awards. Highly recomended untuk ditonton! :D
Oh iya, film ini juga mengingatkan saya pada berita ini :
Tukang Susu dan Tambal Ban Juara Desain Jet Engine Bracket
Pemuda Salatiga Lulusan SMA Kalahkan Insinyur Oxford di Lomba Desain Komponen Jet
Mengintip Desain Komponen Pesawat Jet Rancangan Lulusan SMK Salatiga
Jayalah pemuda Indonesia! :D
http://desainerkampung.blogspot.co.id/2016/12/blog-post_10.html
BalasHapus